WARTA EKONOMI, JAKARTA – Pengembangan tahap pertama Pelabuhan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo yang menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) akan segera dimulai.
Hal itu menyusul telah dilakukan penandatanganan perjanjian kredit atau pembiayaan antara PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT) selaku pengelola pelabuhan atau debitur, dengan PT Bank BNI (Persero) dan PT. Indonesia Infrastructure Finance selaku kreditur yang disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kemarin.
“Kami ditugaskan untuk mengajak pihak swasta untuk turut mengembangkan pelabuhan. PT AGIT sangat tepat untuk mengembangkan Pelabuhan Anggrek yang dibangun dengan konsep smart port. Pelabuhan ini diharapkan memberikan manfaat bagi kemajuan perekonomian serta meningkatkan daya saing Indonesia,” ujar Budi Karya.
Menhub menyampaikan apresiasi kepada PT AGIT yang telah berkomitmen merealisasikan dan mengoperasikan proyek ini meski di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, ia menyampaikan apresiasi kepada PT. BNI (Persero) Tbk dan PT. Indonesia Infrastructure Finance yang telah bersedia memberikan pendanaan dan konsisten mendukung terlaksanannya pendanaan kreatif non APBN ini.
Sementara itu, Direktur Utama AGIT Hiramsyah Sambudhy Thaib mengatakan dengan skema KPBU, pengembalian dana investasi yang dikeluarkan tidak hanya tergantung pada efisiensi pengelolaan pelabuhan, tapi juga akan sangat ditentukan bagaimana meningkatkan perekonomian dan arus barang dari dan ke Gorontalo.
“Tantangan kami tidak sebatas mengelola pelabuhan saja, tapi bagaimana membuat pengembangan pelabuhan ini menjadi lokomotif, untuk memperkuat ekosistem perekonomian Gorontalo menjadi destinasi investasi yang menarik. Menjadi bagian ekosistem dan sinergi pembangunan Gorontalo, adalah salah satu visi dan misi AGIT,” katanya.
Pengelolaan Pelabuhan Anggrek dilaksanakan oleh PT AGIT selama kurun waktu 30 tahun, sesuai dengan Perjanjian KPBU Pelabuhan Anggrek antara Kementerian Perhubungan dengan PT. AGIT yang telah ditandatangani pada 2021 lalu.
Pada tahap pertama, pembangunan yang akan dilakukan antara lain yakni: perluasan dermaga, lapangan peti kemas (kontainer), kargo dan fasilitas pendukung lainnya.