GEMA SULAWESI, BERITA NASIONAL – Perluasan tahap pertama Pelabuhan Anggrek, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mengunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) akan bakal segera dimulai tahun ini.
Penandatanganan perjanjian pinjaman atau pembiayaan antara PT Anggrek Gorontalo International Terminal (AGIT) selaku pengelola pelabuhan atau debitur, dengan Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Indonesia Infrastructure Finance sebagai kreditur berlangsung kemarin, Senin 25 Juli 2022.
“Kami ditugaskan agar mengajak pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan pelabuhan tersebut,” ucap Budi karya Sumadi, Menteri Perhubungan di keterangan tertulisnya, Senin 25 Juli 2022.
Budi menjelaskan, PT AGIT sangat cocok untuk mengembangkan perluasan pelabuhan Anggrek gorontalo yang dibangun dengan konsep smart port. Ia yakin pelabuhan tersebut dapat memberikan manfaat bagi kemajuan ekonomi dan meningkatkan daya saing Indonesia.
Ia mengucapkan mengapresiasi PT AGIT atas komitmennya untuk menjalankan dan mengoperasikan proyek ini meski di tengah pandemi Covid 19. Selain itu, Budi juga mengapresiasi BNI dan PT Indonesia Infrastructure Finance atas kesediaannya memberikan pembiayaan dan senantiasa mendukung pelaksanaan pembiayaan non-APBN itu.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, termasuk Pelindo, yang telah bahu membahu dan berkolaborasi menjadikan Pelabuhan Anggrek sebagai pusat kegiatan di Indonesia. Semoga kehadiran Anda bermanfaat bagi bangsa dan masyarakat,” kata Budi.
Wakil Ketua DPR Rahmat Gobel berharap pembangunan pelabuhan yang berpotensi menyediakan logistik dan pangan ini bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi. Didedikasikan untuk Provinsi Gorontalo yang termasuk dalam jangkauan daerah 3T (Depan, Terpencil, Luar).
Rahmat mengatakan, mengapresiasi kepada jajaran Kementerian Perhubungan dalam hal ini Ditjen Perhubungan Laut sehingga pembangunan pelabuhan anggrek ini dapat terlaksana.
Sambudy Thaib Direktur Utama AGIT mengatakan, proyek tersebut merupakan tantangan tersendiri. Dengan program KPBU, kata Hiramsyah, pengembalian dana investasi yang dikeluarkan tidak hanya bergantung pada efisiensi pengelolaan pelabuhan, tetapi juga akan sangat menentukan bagaimana meningkatkan perekonomian dan arus barang dari dan ke Gorontalo.
“Tantangan kita bukan sebatas pengelolaan pelabuhan, melainkan bagaimana menjadikan pembangunan pelabuhan ini sebagai lokomotif untuk menjadikan ekosistem ekonomi Gorontalo sebagai tujuan investasi yang menarik. Menjadi bagian dari ekosistem dan sinergi pembangunan Gorontalo merupakan salah satu visi dan misi AGIT,” ujar Hiramsyah.
Pengelolaan Pelabuhan Anggrek dilakukan oleh PT AGIT untuk jangka waktu 30 tahun. Hal ini sejalan dengan kesepakatan KPBU Pelabuhan Anggrek antara Kementerian Perhubungan dan PT AGIT yang ditandatangani pada tahun 2021.
Pada tahap pertama, pembangunan yang akan dilakukan meliputi dermaga, lapangan peti kemas dan kargo. Begitu juga dengan struktur pendukung lainnya. (*/Ikh)