MEDIA INDONESIA, JAKARTA – KONSORSIUM Indonesia International Automotive Proving Ground (IIAPG) memenangkan tender proyek fasilitas uji kelayakan kendaraan (proving ground) berstandar internasional senilai Rp2 triliun di Bekasi, Jawa Barat milik Kementerian Perhubungan akan segera memulai pembangunan.
Pembangunan infrastruktur ini mempunyai arti sangat strategis bagi peningkatan kualitas industri otomotif nasional, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor dengan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan standarisasi kendaraan yang diproduksi dan dipasarkan di Indonesia, baik dari sisi keamanan (safety), kenyamanan dan ramah lingkungan.
Perjanjian kontrak kerjasama pembangunan proving ground tersebut ditandatangani pada Senin (31/10), di Kementerian Keuangan, Jakarta antara Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno, Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Muhamad Wahid Sutupo dengan Direktur Utama PT IIAPG Hiramsyah Sambudhy Thaib. Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Ketua DPR RI/Korinbang Rachmat Gobel.
Proyek kemitraan Indonesia-Jepang ini melibatkan sejumlah perusahaan nasional, yaitu PT Gobel International, PT Bintang Pradipa Persada, PT Astra Daihatsu Motor, PT Hutama Karya (Persero), serta Toyota Tsusho Corporation dan Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation for Transport & Urban Development (JOIN) dari Jepang.
Proyek ini juga melibatkan konsultan IDIADA Automotive Technology SA., perusahaan global asal Spanyol yang berpengalaman lebih dari 30 tahun dan telah membangun lebih dari 100 fasilitas pengujian kendaraan yang tersebar di 22 negara dari 3 benua: Amerika, Eropa dan Asia, serta mengelola 6 technical center di dunia. Ke 22 negara tersebut adalah AS, Brasil, Spanyol, Jerman, Cheko, Inggris, India, Tiongkok, Belgia, Prancis, Italia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Polandia, Slowakia, Korea Selatan, Swedia, Thailand, Taiwan, Turki, dan Vietnam.
Rachmat Gobel mengatakan, kehadiran proyek ini sangat strategis bagi pengembangan industri otomotif Indonesia. Setelah pembangunan terminal khusus otomotif di pelabuhan Patimban yang juga melibatkan kerjasama kemitraan perusahaan Indonesia-Jepang, kehadiran proving ground akan memberikan dorongan yang besar untuk pengembangan industri otomotif nasional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai basis ekspor berbagai prinsipal otomotif global.
“Kita harus mengapresiasi terobosan pemerintah Indonesia, serta dukungan pelaku industri otomotif dan pemerintah Jepang, untuk bekerjasama dalam mengembangkan proyek strategis ini. Kehadiran proyek ini harus bisa mempercepat transfer teknologi dari Jepang ke Indonesia,” imbuh Rachmat, Senin (31/10).
Sesuai dengan kontrak, kerja sama IIAPG dengan Kemenhub akan berlangsung selama 17 tahun, termasuk masa konstruksi yang diperkirakan memakan waktu selama 2 tahun. Biaya investasi dan pemeliharaan sepenuhnya ditanggung oleh IIAPG, sedangkan operasional fasilitas proving ground di bawah kendali Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB), yang merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Ditjen Perhubungan Darat.
“Dengan berbagai fasilitas dan dukungan teknologi terkini, Proving Ground BPLJSKB Bekasi akan memberi multiplier effect yang besar terhadap pengembangan industri otomotif nasional, bahkan berpotensi membawa Indonesia ke posisi terdepan dalam lingkungan industri otomotif di kawasan Asean. Konsorsium berterima kasih atas kepercayaan pemerintah yang memberi peluang berperan serta dalam pengembangan sektor transportasi dan industri otomotif nasional,” kata Hiramsyah Sambudhy Thaib di sela-sela acara.
Menurut data Menko Perekonomian, kontribusi sektor otomotif terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Industri Manufaktur Non-Migas mencapai sekitar 20% atau sekitar 4% terhadap total PDB Indonesia. Tenaga kerja yang diserap, baik langung maupun tidak langsung mencapai sekitar 5 juta orang.
Sementara menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), setelah terdampak pandemi, mulai tahun lalu kinerja industri otomotif nasional terus membaik. Periode Januari-September 2022, total pasar dalam negeri sudah mencapai 758.216 unit atau tumbuh 21% dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar 627.537 unit. Kinerja ini menempatkan Indonesia sebagai pasar terbesar di kawasan ASEAN dengan market share 29,8% dibandig Thailand 26,7%, Malaysia 20,3% dan Vietnam 11,95%.
Peningkatan juga terjadi pada ekspor dalam bentuk completely built up (CBU) yang sudah mencapai 334.489 unit atau naik 61% dibandingkan periode sebelumnya 207.562 unit. Kinerja penjualan di dalam negeri dan ekspor tersebut telah mendorong peningkatan produksi yang sampai September lalu sehingga bisa menembus angka 1 juta unit yaitu 1,06 juta unit atau naik 21% dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar 794.385 unit. (S-4)