INFOPUBLIK, JAKARTA – Pengembangan tahap pertama Pelabuhan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo yang menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), segera dimulai.
Pada tahap pertama, pembangunan yang akan dilakukan antara lain yakni: perluasan dermaga, lapangan peti kemas (kontainer), kargo dan fasilitas pendukung lainnya.
Penandatanganan perjanjian kredit atau pembiayaan antara PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT) selaku pengelola pelabuhan atau debitur, dengan PT Bank BNI (persero) dan PT Indonesia Infrastructure Finance selaku kreditur telah dilaksanakan pada Senin (25/72022). Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
“PT AGIT sangat tepat untuk mengembangkan Pelabuhan Anggrek yang dibangun dengan konsep smart port. Insya Allah pelabuhan ini memberikan manfaat bagi kemajuan perekonomian serta meningkatkan daya saing Indonesia,” ujar Menhub sebagaimana dikutip InfoPublik pada Selasa (26/7/2022).
Menhub menyampaikan apresiasi kepada PT AGIT yang telah berkomitmen merealisasikan dan mengoperasikan proyek ini meski di tengah pandemi COVID-19. Selain itu, Budi Karya juga menyampaikan apresiasi kepada PT BNI (persero) Tbk dan PT Indonesia Infrastructure Finance yang telah bersedia memberikan pendanaan dan konsisten mendukung terlaksanannya pendanaan kreatif non APBN ini.
“Saya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk Pelindo, yang selama ini telah bahu membahu dan berkolaborasi menjadikan Pelabuhan Anggrek ke depannya sebagai pusat kegiatan di Indonesia. Semoga kehadirannya bermanfaat untuk bangsa dan masyarakat,” ucap Menhub.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPR RI Rahmat Gobel berharap, pembangunan pelabuhan yang memiliki potensi penyediaan logistik dan pangan ini, dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi bagi Provinsi Gorontalo yang termasuk daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Terluar).
Sementara itu, Direktur Utama AGIT Hiramsyah Sambudhy Thaib mengatakan, proyek tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi pihaknya. Dengan skema KPBU, pengembalian dana investasi yang dikeluarkan tidak hanya tergantung pada efisiensi pengelolaan pelabuhan, tapi juga akan sangat ditentukan bagaimana meningkatkan perekonomian dan arus barang dari dan ke Gorontalo.
“Tantangan kami tidak sebatas mengelola pelabuhan saja, tapi bagaimana membuat pengembangan pelabuhan ini menjadi lokomotif, untuk memperkuat ekosistem perekonomian Gorontalo menjadi destinasi investasi yang menarik. Menjadi bagian ekosistem dan sinergi pembangunan Gorontalo adalah salah satu visi dan misi AGIT,” katanya.
Pengelolaan Pelabuhan Anggrek dilaksanakan oleh PT AGIT selama kurun waktu 30 tahun, sesuai dengan perjanjian KPBU Pelabuhan Anggrek antara Kementerian Perhubungan dengan PT AGIT yang telah ditandatangani pada 2021 lalu.